Rabu, 02 November 2016

KEGANJILAN LAGU "BOHEMIAN RHAPSODY"


MISTERI "BOHEMIAN RHAPSODY"


Empat puluh tahun setelah direkam, lagu Bohemian Rhapsody dari Queen masih terdengar 'edan'.
Lagu itu terus berjaya sebagai sebuah karya yang luas biasa jenius dan bukan sekadar hiburan usang untuk menunjukkan kenekatan -sesuatu yang biasa terjadi dari generasi ke generasi.
Dengarkan lagu itu sekarang, dan Anda akan segera berpindah ke mobil milik Wayne dan Garth dalam film Wayne's World, menghentak-hentakkan kepala dan menggebrak-gebrak dashboard saat cabikan gitar Brian May menghentak.
Atau Anda akan merapalkan “Scaramouche, Scaramouche, will you do the fandango?” bersama Freddie Mercury dengan suara bak penyanyi opera.
Rock progresif yang dikemas seperti opera itu telah terjual lebih dari 6 juta kopi di seluruh dunia.
Ini merupakan penjualan album rock terbesar sepanjang masa.

Image captionBohemian Rhapsody merupakan lanjutan dari lagu Killer Queen, lagu pertama band itu yang menduduki top 40, di Amerika Serikat.

Dan 15 tahun setelah pertama kali direkam, lagu tersebut dua kali menempati posisi puncak dalam top 10, meskipun lagu itu dua kali lebih panjang daripada hit single pada umumnya –hampir 6 menit lamanya.
Di tahun 1976, lagu itu melejit ke posisi pertama di Inggris dan menjadi lagu pertama band itu yang masuk dalam top 10 hit di Amerika Serikat.
Lagu itu bertengger selama 17 minggu di tangga lagu-lagu teratas.
Pada tahun 1992, lagu tersebut kembali menduduki Amerika top 10 selama tiga bulan, berkat perannya dalam komedi Hollywood yang dibintangi Mike Myers dan Dana Carvey, Wayne's World.
Di masa digital sekarang, lagu ini memiliki pengaruh yang sama besarnya, berada di peringkat 10 lagu-lagu yang paling sering diunduh dalam sejarah musik rock.

A night at the opera

Lagu ini menandai tahun titik balik bagi kuartet dari Inggris tersebut.
Bohemian Rhapsody merupakan lanjutan dari Killer Queen, single yang menjadi lagu pertama band itu yang masuk dalam top 40 di Amerika Serikat pada paruh pertama tahun 1975 dan membuka jalan bagi tour besar-besaran.
Kesuksesan Killer Queen meningkatkan kewaspadaan baru terhadap apa yang akan menjadi album keempat Queen, A Night at the Opera.
Dengan anggaran yang luar biasa besar untuk pengeluaran pertama mereka, kelompok band ini –bersama produser/pelaksana Roy Thomas Baker– menjadi “gila”.
Bahkan dengan standar Freddy Mercury dan kawan-kawan –yang menganggap sikap menahan diri dan tenang merupakan ciri membosankan yang khas dari band yang bukan Queen– perhatian yang dilimpahkan terhadap Bohemian Rhapsody sungguh luar biasa.

Image captionQueen mulai merekam A Night at the Opera dengan produser Roy Thomas Baker pada 24 Agustus 1975.

Rekaman dimulai pada 24 Agustus 1975, di sebuah studio di Wales.
Tetapi penyanyi Freddy Mercury telah mengerjakan lagu itu selama bertahun-tahun, aslinya nada yang disebut The Cowboy Song ditempatkan di antara baris, “Mama, just killed a man”.
Pertama kali Baker mendengar lagu itu di apartemen Mercury dan menyadari lagu itu dirancang untuk melampaui semua yang pernah dicoba Queen sebelumnya.
Di tengah-tengah penampilan solonya, Freddy mendadak berhenti dan berkata, “Di bagian inilah munculnya bagian opera itu.”
Freddy Mercury pun tergelak
Mercury dan Baker tergelak, tetapi penyanyi itu sesungguhnya tidak sedang berkelakar.
Band ini biasanya menuliskan lagu-lagu secara sendiri-sendiri sebelum membawanya ke studio supaya disimak oleh anggota yang lainnya, dan begitu pula adanya dengan Bohemian Rhapsody.
Kita hanya dapat membayangkan reaksi ketika Mercury menguraikan enam bagian opus itu, dengan penyanyinya berperan bak konduktor selain sebagai anggota band.
Sungguh kasihan alat perekam analog 24 trek yang harus mengolah karya sangat rumit itu.
Ditambah kecenderungan Freddy Mercury yang terus menambahkan layer vokal yang baru -boleh dikata setiap hari.

Image captionLagu ini kembali ke tangga lagu di tahun 1992 setelah ambil bagian dalam film Wayne's World.

Tak heran kalau dibutuhkan waktu berbulan-bulan dan setengah lusin studio untuk menyatukannya.
Rangkaian lagu itu dimulai dengan akapela, diikuti dengan segmen balada yang didominasi piano yang terdengar bak sebuah eulogy (“Goodbye, everybody, I've got to go...”), petikan gitar solo yang mengarah ke bagian vokal saling bersahutan dalam pemunculan suatu neo-opera, sebuah ledakan hard-rock (tanda head-banging pada Wayne's World), dan akhirnya sebuah penutup kontemplatif.
Bagian opera saja menghabiskan 180 trek vokal, sebagai efek dari paduan suara Mormon Tabernacle Choir yang ibaratnyadi bawah pengaruh steroidyang membuat pita analogyang digunakan merekam, semakin tipis saja karena Mercury terus menambahkan teriakan “Galileo!”
Dia juga melibatkan komedi Italia (badut Scaramouche), tarian rakyat Spanyol (fandango), opera-opera karya Rossini dan Mozart (Figaro) dan tempat kelahirannya di Zanzibar (“Bismillah” - “Dengan nama Allah”).
'Apa kamu sudah sinting?'
Apa arti semua itu?
Mercury tidak pernah menjelaskan pada mereka yang mewawancarai, apalagi teman-teman bandnya.
Dia lebih suka membiarkan para pendengar memutuskan sendiri makna dari lagu tersebut.
Reaksi terhadap perusahaan rekaman yang dimiliki band itu sendiri dapat disimpulkan dengan tiga kata: “Apakah kamu sudah sinting?”.
Para eksekutif berusaha membuat Queen memotong lagu itu agar lebih mudah diterima di radio, agar memperoleh bentuk yang lebih siap untuk dimengerti oleh para pemrogram yang terbiasa dengan single sepanjang tiga menit.
Tetapi band itu menolaknya.
Untuk menambahkan kemeriahan, mereka membuat video yang sama ambisiusnya. Bertahun-tahun sebelum MTV membuat video-video yang ditujukan untuk menjual lagu-lagu single, Queen dan sutradara Bruce Gowers mengarang suatu gabungan antara pertunjukan live dengan efek visual yang melengkapi sensasi getaran lagu itu.
Lagu, video, kemegahan dan kemencolokan dari semuanya mengubah Queen menjadi bintang stadium-rock.

Image captionApa arti semua itu? Mercury tidak pernah menjelaskan pada mereka yang mewawancarai, apalagi teman-teman bandnya.

Tetapi ketika Mercury meninggal di usia 45 di tahun 1991, band itu mundur dari pandangan publik.
Kemudian datanglah Mike Myers. Aktor itu belakangan mengaku bahwa dia harus berjuang untuk memasukkan Bohemian Rhapsody ke dalam adegan di dalam mobil yang kemudian jadi terkenal itu di Wayne's World; film itu sudah selesai syuting ketika Mercury meninggal.
Sutradara Penelope Spheeris ingin menggunakan lagu yang lebih anyar dalam adegan tersebut, tetapi Myers –seperti halnya Queen waktu itu– berkeras, dan mengancam akan mundur jika dia tidak keinginannya itu tak dipenuhi.
Sikap keras kepala itu berbuah, dan perkataan Wayne pada teman-temannya di dalam mobil di film itu menandai kembalinya Queen: “Saya pikir kita akan mulai dengan sedikit Bohemian Rhapsody, tuan-tuan.”
Atau, seperti yang sering dikatakan Mercury selama rekaman versi asli, “Saatnya untuk menambahkan beberapa Galileo lagi, sayang.”
Greg Kot adalah seorang kritikus musik di Chicago Tribune.

sumber: http://www.bbc.com/indonesia/vert_cul/2015/09/150905_vert_cul_rock_klasik

3 komentar:

TENTANG K3 DI BIDANG JASA (PELABUHAN)

TENTANG K3 DI BIDANG JASA (PELABUHAN) 1.1       Pengertian K3 Di Bidang Jasa Kesehatan kerja adalah merupakan bagian dari kesehatan m...