Jumat, 03 Januari 2020

TENTANG K3 DI BIDANG JASA (PELABUHAN)

TENTANG K3 DI BIDANG JASA (PELABUHAN)

1.1       Pengertian K3 Di Bidang Jasa
Kesehatan kerja adalah merupakan bagian dari kesehatan masyarakat atau aplikasi kesehatan masyarakat didalam suatu masyarakat pekerja dan masyarakat lingkungannya (Notoadmojo, 2012).
Keselamatan kesehatan kerja adalah merupakan multidisplin ilmu yang terfokus pada penerapan prinsip alamiah dalam memahami adanya risiko yang mempengaruhi kesehatan dan keselamatan manusia dalam lingkungan industri ataupun lingkungan  diluar industri, selain itu keselamatan dan kesehatan kerja merupakan profesionalisme dari berbagai disiplin ilmu  yaitu fisika, kimia, biologi dan ilmu perilaku yang diaplikasikan dalam manufaktur, transportasi, penyimpanan dan penanganan bahan berbahaya (OHSAH 2003).
Organisasi Kesehatan dan Keselamatan Kerja terbagi atas 2 yaitu:
1.      Organisasi Pemerintahan           
Organisasi keselamatan kerja dalam administrasi pemerintah di tingkat pusat terdapat dalam bentuk direktorat pembinaan norma keselamatan dan kesehatan kerja. Direktorat jendral perlindungan dan perawatan tenaga kerja. Fungsi-fungsi direktorat tersebut antara lain adalah :
·         melaksanakan pembinaan, pengawasan serta penyempurnaan dalam penetapan norma keselamatan kerja di bidang mekanik.
·         melakukan pembinaan, pengawasan serta penyempurnaan dalam penetapan norma keselamatan kerja di bidang listrik.
·         melakukan pembinaan, pengawasan serta penyempurnaan dalam penetapan norma keselamatan kerja di bidang uap.
·         melakukan pembinaan, pengawasan serta penyempurnaan dalam penetapan norma-norma keselamatan kerja di bidang pencegahan kebakaran.
Sub direktorat yang ada sangkut pautnya dengan keselamatan kerja di bawah direktorat tersebut membidangi keselamatan kerja mekanik, keselamatan kerja listrik, keselamatan kerja uap dan pencegahan kebakaran. Seksi-seksi di bawah keselamatan kerja mekanik adalah seksi mesin produksi, seksi pesawat tekanan, seksi pesawat transport dan angkut dan seksi pesawat umum. Di dalam sub direktorat keselamatan kerja mekanik terdapat seksi pembangkit listrik, seksi distribusi listrik dan seksi pesawat listrik.
2.      Organisasi Tingkat Perusahaan
Organisasi keselamatan kerja di tingkat perusahaan ada dua jenis, yaitu :
·                Organisasi sebagai bagian dari struktur organisasi perusahaan dan disebut bidang, bagian, dan lain-lain keselamatan kerja. Oleh karena merupakan bagian organisasi perusahaan, maka tugasnya kontinyu, pelaksanaanya menetap dan anggarannya sendiri. Kegiatan-kegiatannya biasanya cukup banyak dan efeknya terhadap keselamatan kerja adalah banyak dan baik.
·                Panitia keselamatan kerja, yang biasanya terdiri dari wakil pimpinan perusahaan, wakil buruh, teknisi keselamatan kerja, dokter perusahaan dan lain-lain. Keadannya biasanya mencerminkan panitia pada umumnya. Pembentukan panitia adalah atas dasar kewajiban undang-undang.
Tujuan keselamatan pada tingkat perusahaan adalah sebagai berikut :
·                pencegahan terjadinya kecelakaan
·                pencegahan terhjadinya penyakit-penyakit akibat kerja.
·                pencegahan atau penekanan menjadi sekecil-kecilnya terjadinya kematian akibat kecelakaan oleh karena pekerjaan.
·                pencegahan atau penekanan menjadi sekecil-kecilnya cacat akibat pekerjaan.
·                pengamatan material, konstruksi, bangunan, alat-alat kerja, mesin-mesin, pesawat-peawat, instalansi-instalansi, dan lain-lain.
·                     peningkatan produktifitas kerja atas dasar tingkat keamanan kerja yang tinggi.
·                     penghindaran pemborosan tenaga kerja, modal, alat-alat dan sumber produksi lainnya sewaktu bekerja.
·                     pemeliharaan tempat kerja yang bersih, sehat, aman, dan nyaman.
·                     peningkatan dan pengamanan produksi dalam rangka industrialisasi dan pembangunan.
Berdasarkan pengamatan dan kajian terhadap implementasi TI, khususnya di perusahaan-perusahaan Indonesia, nampaknya hal yang menjadi kunci sukses utama adalah aspek leadership atau kepemimpinan dari seorang Presiden Direktur. Pimpinan perusahaan ini harus dapat menjadi “lokomotif” yang dapat merubah paradigma pemikiran (mindset) terhadap orang-orang di dalam organisasi yang belum mengetahui manfaat strategis dari teknologi informasi bagi bisnis perusahaan.
Disamping itu, yang bersangkutan harus memiliki rencana strategis atau roadmap yang jelas terhadap pengembangan teknologi informasi di perusahaannya dan secara konsisten dan kontinyu disosialisasikan ke seluruh jajaran manajemen dan stafnya. Hal-hal semacam business plan, kebijakan (policy), masterplan, cetak biru, dan lain sebagainya dapat dijadikan sebagai alat untuk membantu manajemen dalam usahanya untuk mengembangkan TI secara holistik, efektif, dan efisien. 

1.2       Alat – Alat Pendukung Keselamatan
·                                  Helm Safety
Berkegunaan sebagai pelindung kepala dari benda yang bisa mengenai kepala secara langsung.
·                      Sepatu pelindung (safety shoes)
Seperti sepatu biasa, tapi dari terbuat dari bahan kulit dilapisi metal dengan sol dari karet tebal dan kuat. Berkegunaan untuk mengelakkan kecelakaan fatal yang menimpa kaki karena tertiban benda tajam atau berat, benda panas, cairan kimia, dsb.
·                      sarung tangan
Berkegunaan sebagai alat pelindung tangan pada saat bekerja di tempat atau situasi yang dapat mengakibatkan cedera tangan. Bahan dan bentuk sarung tangan di sesuaikan dengan kegunaan masing-masing pekerjaan.
·                        Penutup Telinga (Ear Plug / Ear Muff)
 Berkegunaan sebagai pelindung telinga pada saat bekerja di tempat yang bising.
·                      Kaca Mata Pengaman (Safety Glasses)
Berkegunaan sebagai pelindung mata ketika bekerja (misalnya mengelas).
·                      Masker (Respirator)
Berkegunaan sebagai penyaring udara yang dihirup saat bekerja di tempat dengan mutu udara buruk (misal berdebu, beracun, dsb).
·                     Pemadam Api
Alat pemadam api adalah alat perlindungan kebakaran aktif yang digunakan untuk memadamkan api atau mengendalikan kebakaran kecil, umumnya dalam situasi darurat. Pemadam api tidak dirancang untuk digunakan pada kebakaran yang sudah tidak terkontrol, misalnya ketika api sudah membakar langit-langit.
·                     Kotak P3K
Kotak P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan) adalah sarana yang harus disediakan di tiap rumah dan mobil. Sesuai namanya, tujuan dari pengadaan kotak P3K adalah sebagai langkah mengantisipasi dan penanganan dini cedera atau luka.
1.3       Risiko
Berbagai penyebab tejadinya musibah di atas kapal antara lain karena: (1) kesalahan manusia (human error), (2) kerusakan permesinan kapal, (3) faktor eksternal dan internal, misalnya kejadian kebakaran dan tubrukan, (4) faktor alam atau cuaca, (5) gabungan dari seluruh penyebab tersebut. Pada umumnya, musibah yang mungkin terjadi pada kapal adalah akibat: (1) bertubrukan (collision) dengan kapal lain, (2) kandas (stranded grounded), (3) tenggelam akibat cuaca buruk (bedweather), (4) terbakar (fire), (5) kerusakan mesin (engine black out/breakdown), dan (6) kapal bersenggolan dengan kapal lainnya.
1.4       Penanggulangan K3 Di Bidang Jada (Pelabuhan)
Bila ada kejadian kecelakaan kapal, beberapa hal yang harus diperhatikan: (1) Cepat tanggap dan teliti dalam kecelakaan kapal tersebut, (2) Jangan lupa mengumpulkan bukti-bukti otentik, (3) Nahkhoda, Perwira dan awak kapal pada awal mempertahankan keberadaan kapal dan tidak memperburuk situasinya. Mereka juga harus melaporkan musibah/kecelakaan kapal yang terjadi dengan segera kepada pemilik, H & M, serta P & I club kepda yang bersangkutan, tindakan ini jangan diremehkan segera laporkan. Pengumpulan bukti Nakhoda sebuah kapal wajib membuat dan sudah siap mengumpulkan Menurut R.P.Suyono (2007:183-185), cepat tanggap dan teliti dalam musibah apabila sebuah kapal mendapat kecelakaan laporan-laporan bila kapalnya terlibat dalam suatu kecelakaan atau musibah sehingga kapal dan juga perusahaannnya berada dalam status hukum yang dapat diselesaikan dengan mudah dan tidak berbeli-belit, berkat laporan Nakhoda yang akurat kepada semua pihak yang berkepentingan. Sebagai alat bukti atau Phisical evident dilampirkan sebagai berikut;
1.  Buku harian kapal (log book); Biasanya di kapal terdapat beberapa buku harian atau log book seperti, buku harian mesin, buku harian radio, buku harian harian geladak, buku harian jaga di anjungan,dan yang utama adalah buku harian kapal, buku ini tidak ada coretan dan tidak halaman yang hilang, salah penulisan harus diparaf dimana kesalahan menulis. Apabila kapal tersebut mengalami kecelakaan maka hal pertama mereka di minta memperlihatkan buku harian kapal untuk dipelajari seperti KNKT oleh petugas yang memiliki kewenangan, dan Nakhoda kapal harus meyakinkan serta menjawab sesuai kebenaran kejadian-kejadian yang sebenarnya, dan juga para perwira dan Abk.
2.     Peta pelayaran (Sailling Chart); Nakhoda harus yakin bahwa posisi kapal yang di peta tidak diubah dan posisi yang ada sebelumnya tidak dihapus, karena banyak pelanggaran kapal terjadi di alur pelayaran yang sempit dan dengan perantaraan seorang pandu. Nakhoda harus melihat bahwa posisi kapal melalui rambu-rambu dan tetap posisi-posisi dicatat di peta dan jarak ketika melalui sebuah rambu.
3.              Buku Olah Gerak Kapal; Nakhoda harus melihat bahwa segala catatan di buku olah gerak ditulis dengan tinta dan ditanda tangani oleh yang bertanggung jawab dan tidak ada yang dihapus. Untuk kapal-kapal yang berteknologi cukup dengan mengambil salinan kertas printer dari alat mesin printernya mesin ini merekam setiap kegiatan olah gerak kapal di catat waktu mesin maju jam ataupun mundur.

Jumat, 15 November 2019

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dilingkungan Pertambangan

K3 BIDANG PERTAMBANGAN
Tugas Matakuliah Softskill  Teknik Keselamatan dan kesehatan Kerja


  1.     Pengertian
Keselamatan dan kesehatan kerja difilosofikan sebagai suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budayanya menuju masyarakat makmur dan sejahtera. Sedangkan pengertian secara keilmuan adalah suatu ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) tidak dapat dipisahkan dengan proses produksi baik jasa maupun industri. Perkembangan pembangunan setelah Indonesia merdeka menimbulkan konsekwensi meningkatkan intensitas kerja yang mengakibatkan pula meningkatnya resiko kecelakaan di lingkungan kerja.
Hal tersebut juga mengakibatkan meningkatnya tuntutan yang lebih tinggi dalam mencegah terjadinya kecelakaan yang beraneka ragam bentuk maupun jenis kecelakaannya. Sejalan dengan itu, perkembangan pembangunan yang dilaksanakan tersebut maka disusunlah UU No.14 tahun 1969 tentang pokok-pokok mengenai tenaga kerja yang selanjutnya mengalami perubahan menjadi UU No.12 tahun 2003 tentang ketenaga kerjaan.
Dalam pasal 86 UU No.13 tahun 2003, dinyatakan bahwa setiap pekerja atau buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja, moral dan kesusilaan dan perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat serta nilai-nilai agama. Untuk mengantisipasi permasalahan tersebut, maka dikeluarkanlah peraturan perundangan-undangan di bidang keselamatan dan kesehatan kerja sebagai pengganti peraturan sebelumnya yaitu Veiligheids Reglement, STBl No.406 tahun 1910 yang dinilai sudah tidak memadai menghadapi kemajuan dan perkembangan yang ada.

Peraturan tersebut adalah Undang-undang No.1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja yang ruang lingkupnya meliputi segala lingkungan kerja, baik di  darat, didalam tanah, permukaan air, di dalam air maupun udara, yang berada di dalam wilayah kekuasaan hukum Republik Indonesia. Undang-undang tersebut juga mengatur syarat-syarat keselamatan kerja dimulai dari perencanaan, pembuatan, pengangkutan, peredaran, perdagangan, pemasangan, pemakaian, penggunaan, pemeliharaan dan penyimpanan bahan, barang produk tekhnis dan aparat produksi yang mengandung dan dapat menimbulkan bahaya kecelakaan.
Walaupun sudah banyak peraturan yang diterbitkan, namun pada pelaksaannya masih banyak kekurangan dan kelemahannya karena terbatasnya personil pengawasan, sumber daya manusia K3 serta sarana yang ada. Oleh karena itu, masih diperlukan upaya untuk memberdayakan lembaga-lembaga K3 yang ada di masyarakat, meningkatkan sosialisasi dan kerjasama dengan mitra sosial guna membantu pelaksanaan pengawasan norma K3 agar terjalan dengan baik.
  2.     Alat-alat Pendukung Keselamatan
Safety Helmet (Helm Pengaman)
Fungsi helm pengaman yang paling utama adalah untuk melindungi kepala dari jatuhan dan benturan benda secara langsung. Perlengkapan keselamatan ini merupakan perlengkapan yang cukup vital bagi para pekerja didunia Pertambangan dan Perminyakan. Safety Helmet sangat menolong pekerja karena sifatnya yang melindungi kepala dari bahaya terbentur benda keras seperti pipa besi ataupun batu yang jatuh selama para pekerja berada diarea kerja. Safety Helmet memiliki berbagai desain yang memiliki bentuk berbeda sesuai dengan fungsinya masing-masing. Selain itu, warna helmet yang digunakan menunjukkan jenis pekerjaannya.
Safety Vest (Rompi Reflektor)
Rompi ini diengkapi dengan iluminator, yaitu sebuah bahan yang dapat berpendar jika terkena cahaya. Bahan berpendar ini akan memudahkan dalam mengenali posisi pekerja ketika berada di kegelapan. Umumnya didunia Pertambangan, operasional berlangsung selama 24 jam dimana kecenderungan kecelakaan kerja terjadi dimalam hari. Hal ini biasanya disebabkan penerangan di area tambang tidak begitu baik, sehingga seringkali pekerja yang berada didalam area tambang tidak terlihat. Rompi reflektor ini menjadi penting untuk mencegah hal yang tidak diinginkan seperti tertabrak/terlindas oleh kendaraan alat berat.
Safety Shoes (Sepatu Pengaman)
Safety Shoes bentuknya seperti sepatu biasa, tetapi terbuat dari bahan kulit yang dilapisi metal dengan sol dari karet tebal dan kuat. Safety Shoes berfungsi untuk mencegah kecelakaan fatal yang menimpa kaki seperti tertimpa benda tajam atau benda berat, benda panas, cairan kimia, dsb.
Safety Goggles/Glasses (Kacamata Pengaman
Kacamata pengaman ini berbeda dari kacamata pada umumnya. Perbedaanya terletak pada lensa/kaca yang menutupi mata secara menyeluruh, termasuk bagian samping yang tidak terlindungi oleh kacamata biasa. Dengan menggunakan safety Goggles/Glasses ini, pekerja terhindar dari terpaan debu diarea Pertambangan ataupun cipratan dari minyak saat proses drilling. Kacamata ini memiliki bermacam jenis tergantung keperluan dan jenis pekerjaannya. Untuk orang berkacamata minus atau plus, disediakan lensa khusus sesuai dengan kebutuhan yang bersangkutan. Yang pasti, lensa ini tidak boleh terbuat dari kaca, karena jika terjadi benturan dan lensa pecah, serpihan kaca malah akan membahayakan penggunanya.
Safety Masker/masker respirator (Penyaring Udara)
Safety Masker berfungsi sebagai penyaring udara yang dihirup saat bekerja di tempat dengan kualitas udara buruk (misal berdebu, beracun, dsb). Di berbagai area pertambangan banyak bertaburan debu, yang dapat mengakibatkan gangguan kesehatan pada pernafasan dalam jangka waktu yang panjang. Ada berbagai jenis masker yang tersedia, mulai dari masker debu hingga masker khusus dalam menghadapi bahan kimia yang mudah menguap.
Safety Gloves (Sarung Tangan Pengaman)
Berfungsi sebagai alat pelindung tangan pada saat bekerja di tempat atau situasi yang dapat mengakibatkan cedera tangan. Penggunaan Safety Gloves menjadi hal yang wajib digunakan didunia pertambangan. Hal ini dikarenakan para pekerja banyak berinteraksi (menyentuh) benda2 yang panas, tajam, ataupun yang beresiko terluka tergores saat melakukan pekerjaannya. Penggunaan safety gloves pun beragam sesuai dengan jenis pekerjaannya. Ada safety gloves khusus pekerjaan seperti mekanik/montir, ada yang khusus untuk pekerjaan yang berhubungan dengan bahan kimia, ataupun pekerjaan seperti pengelasan.
Ear Plugs (Pengaman Telinga)
Ear Plugs berfungsi sebagai alat pelindung yang dilekatkan di telinga pada saat bekerja di tempat yang bising. Ear plugs merupakan alat pelindung pendengaran dari kebisingan. Penggunaan earplug ini mencegah pekerja mengalami gangguan pendengaran seperti penurunan pendengaran akibat terpapar kebisingan sewaktu bekerja di area kerja yang memiliki tingkat kebisingan yang tinggi atau bekerja dengan peralatan yang mengeluarkan kebisingan tinggi. Umumnya alat pendengaran kita hanya mampu menahan besaran kebisingan sampai dengan 80-85 dB. Ear plugs pun memiliki berbagai ragam bentuk dan jenis sesuai dengan peruntukkannya dalam pekerjaan.
Lampu Kepala
Alat keselamatan ini biasanya khusus digunakan pada penambangan bawah tanah (underground). Malam dan siang hari di terowongan tak ada bedanya, sama-sama gelap. Itulah sebabnya, lampu kepala wajib dikenakan. Lampu ini bisa bertenaga aki (elemen basah) atau baterai (elemen kering) yang digantung di pinggang. Dibandingkan dengan baterai, aki memiliki beberapa kelemahan, selain ukuran dan bobot aki yang lebih berat, cairan asam sulfat yang bocor dapat merusak pakaian.
Self Rescuer
Dalam kondisi darurat akibat kebakaran atau ditemukannya gas beracun, alat inilah yang dapat mennjadi penyelamat bagi para pekerja. Alat ini dirancang dapat memasok oksigen secara mandiri kepada pekerja. Tidak lama memang, tapi ini diharapkan memberikan cukup waktu bagi pekerja untuk mencari jalan keluar atau mencapai tempat pengungsian yang lebih permanen.
Safety Boot (Sepatu Boot)
Pada kondisi area pertambangan yang umumnya licin dan berlumpur, sepatu boot menjadi kebutuhan pokok. Sepatu pendek hanya akan menyebabkan kaki terbenam dalam lumpur. Sepatu boot juga harus dilengkapi dengan sol berlapis logam untuk melindungi jari kaki.
Safety Harness (Tali Pengaman)
Alat ini berfungsi sebagai pengaman saat bekerja di ketinggian. Alat ini wajib digunakan apabila bekerja pada ketinggian lebih dari 1,8 meter. Berfungsi sebagai alat pengaman ketika menggunakan alat transportasi ataupun peralatan lainnya yang serupa (mobil, alat berat, pesawat, helikopter, dsb).
Raincoat (Jas Hujan)
Berfungsi untuk melindungi pekerja dari percikan air saat bekerja (misal bekerja pada waktu hujan atau sedang mencuci alat). Terpapar air secara langsung dan terus menerus dapat mengakibatkan timbulnya penyakit seperti infulensa dan demam, yang pada akhirnya akan mengganggu optimalisasi pekerjaan dari pekerja tersebut.
Face Shield (Pelindung Wajah)
Alat ini berfungsi sebagai pelindung wajah dari percikan benda asing saat bekerja (misal pekerjaan menggurinda dan las). Di dunia tambang, alat ini biasanya banyak digunakan oleh para mekanik dan welder.
            Lifevest (Pelampung)
Alat ini wajib digunakan saat kita beraktivitas di wilayah perairan/di atas air. Biasanya untuk menjangkau suatu lokasi tambang harus melewati perairan dengan menggunakan alat transportasi. Alat ini harus selalu dikenakan untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan selama perjalanan (alat transportasinya karam/terbalik). Lifevest harus selalu rutin di periksa untuk mengecek daya ambang atau daya apungnya.
  3.     Resiko
Manajemen Resiko Pertambangan adalah suatu proses interaksi yang digunakan oleh perusahaan pertambangan untuk mengidentifikasi,mengevaluasi,dan menanggulangi bahaya di tempat kerja guna mengurangi resiko bahaya seperti kebakaran, ledakan, tertimbun longsoran tanah, gas beracun, suhu yang ekstrem,dll.Jadi, manajemen resiko merupakan suatu alat yang bila digunakan secara benar akan menghasilkan lingkungan kerja yang aman,bebas dari ancaman bahaya di tempat kerja.
a. Ledakan
Ledakan dapat menimbulkan tekanan udara yang sangat tinggi disertai dengan nyala api. Setelah itu akan diikuti dengan kepulan asap yang berwarna hitam. Ledakan merambat pada lobang turbulensi udara akan semakin dahsyat dan dapat menimbulkan kerusakan yang fatal.
b. Longsor
Longsor di pertambangan biasanya berasal dari gempa bumi, ledakan yang terjadi di dalam tambang,serta kondisi tanah yang rentan mengalami longsor. Hal ini bisa juga disebabkan oleh tidak adanya pengaturan pembuatan terowongan untuk tambang.
c. Kebakaran
Bila akumulasi gas-gas yang tertahan dalam terowongan tambang bawah tanah mengalami suatu getaran hebat, yang diakibatkan oleh berbagai hal, seperti gerakan roda-roda mesin, tiupan angin dari kompresor dan sejenisnya, sehingga gas itu terangkat ke udara (beterbangan) dan kemudian membentuk awan gas dalam kondisi batas ledak (explosive limit) dan ketika itu ada sulutan api, maka akan terjadi ledakan yang diiringi oleh kebakaran.

  4.     Penanggulangan
Pengelolaan Risiko menempati peran penting dalam organisasi kami karena fungsi ini mendorong budaya risiko yang disiplin dan menciptakan transparansi dengan menyediakan dasar manajemen yang baik untuk menetapkan profil risiko yang sesuai. Manajemen Risiko bersifat instrumental dalam memastikan pendekatan yang bijaksana dan cerdas terhadap pengambilan risiko yang dengan demikian akan menyeimbangkan risiko dan hasil serta mengoptimalkan alokasi modal di seluruh korporat. Selain itu, melalui budaya manajemen risiko proaktif dan penggunaan sarana kuantitatif dan kualitatif yang modern, kami berupaya meminimalkan potensi terhadap kemungkinan risiko yang tidak diharapkan dalam operasional.
Pengelolaan K3 pertambangan dilakukan secara menyeluruh baik oleh pemerintah maupun oleh perusahaan. Pengelolaan tersebut didasarkan pada peraturan sebagai berikut:
1. UU No.4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara
2. UU No.32 Tahun 2004 tentang Otonomi Daerah
3. UU No. 27 tahun 2003 tentang Panas bumi
4. UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
5. UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
6. PP No. 59 Tahun 2007 tentang Kegiatan Usaha Panas Bumi
7. PP No.38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemprov dan Pemkab/Kota
8. PP No.19 Tahun 1973 tentang Pengaturan dan Pengawasan K3 di Bidang Pertambangan
9. Permen No.06.P Tahun 1991 tentang Pemeriksaan Keselamatan Kerja atas Instalasi, Peralatan dan Teknik Migas dan Panas Bumi
10. Permen No.02 P. Tahun 1990 tentang Keselamatan Kerja Panas Bumi
11. Kepmen No.555.K Tahun 1995 tentang K3 Pertambangan Umum
12. Kepmen.No.2555.K Tahun 1993 tentang PIT Pertambangan Umum.
Pengendalian risiko diperlukan untuk mengamankan pekerja dari bahaya yang ada di tempat kerja sesuai dengan persyaratan kerja Peran penilaian risiko dalam kegiatan pengelolaan diterima dengan baik di banyak industri.Pendekatan ini ditandai dengan empat tahap proses pengelolaan risiko manajemen risiko adalah sebagai berikut :
1. Identifikasi risiko adalah mengidentifikasi bahaya dan situasi yang berpotensi menimbulkan bahaya atau kerugian (kadang-kadang disebut ‘kejadian yang tidak diinginkan’).
2. Analisis resiko adalah menganalisis besarnya risiko yang mungkin timbul dari peristiwa yang tidak diinginkan.
3. Pengendalian risiko ialah memutuskan langkah yang tepat untuk mengurangi atau mengendalikan risiko yang tidak dapat diterima.
4. Menerapkan dan memelihara kontrol tindakan adalah menerapkan kontrol dan memastikan mereka efektif.
Manajemen resiko pertambangan dimulai dengan melaksanakan identifikasi bahaya untuk mengetahui faktor dan potensi bahaya yang ada yang hasilnya nanti sebagai bahan untuk dianalisa, pelaksanaan identifikasi bahaya dimulai dengan membuat Standart Operational Procedure (SOP). Kemudian sebagai langkah analisa dilakukanlah observasi dan inspeksi. Setelah dianalisa,tindakan selanjutnya yang perlu dilakukan adalah evaluasi resiko untuk menilai seberapa besar tingkat resikonya yang selanjutnya untuk dilakukan kontrol atau pengendalian resiko. Kegiatan pengendalian resiko ini ditandai dengan menyediakan alat deteksi, penyediaan APD, pemasangan rambu-rambu dan penunjukan personel yang bertanggung jawab sebagai pengawas. Setelah dilakukan pengendalian resiko untuk tindakan pengawasan adalah dengan melakukan monitoring dan peninjauan ulang bahaya atau resiko.
Manfaat Manajemen Resiko Pada Perusahaan Pertambangan
Secara umum manfaat Manajemen Resiko pada perusahaan pertambangan adalah sebagai berikut :
1. Menimalkan kerugian yang lebih besar
2. Meningkatkan kepercayaan pelanggan dan pemerintah kepada perusahaan
3. Meningkatkan kepercayaan karyawan kepada perusahaan
Teknik Pencegahan Ledakan
Guna menghindari berbagai kecelakaan kerja pada tambang bawah tanah, terutama dalam bentuk ledakan gas perlu dilakukan tindakan pencegahan. Tindakan pencegahan ledakan ini harus dilakukan oleh segenap pihak yang terkait dengan pekerjaan pada tambang bawah tanah tersebut.
Beberapa hal yang perlu dipelajari dalam rangka pencegahan ledakan adalah :
• Pengetahuan dasar-dasar terjadinya ledakan, membahas:
o Gas-gas yang mudah terbakar/meledak
o Karakteristik gas
o Sumber pemicu kebakaran/ledakan
• Metoda eliminasi penyebab ledakan, antara lain:
o Pengukuran konsentrasi gas
o Pengontrolan sistem ventilasi tambang
o Pengaliran gas (gas drainage)
o Penggunaan alat ukur gas
o Penyiraman air (sprinkling water)
o Pengontrolan sumber-sumber api penyebab kebakaran dan ledakan
• Teknik pencegahan ledakan tambang
o Penyiraman air (water sprinkling)
o Penaburan debu batu (rock dusting)
o Pemakaian alat-alat pencegahan standar.
• Fasilitas pencegahan penyebaran kebakaran dan ledakan, antara lain:
o Lokalisasi penambangan dengan penebaran debu batuan
o Pengaliran air ke lokasi potensi kebakaran atau ledakan
o Penebaran debu batuan agak lebih tebal pada lokasi rawan
• Tindakan pencegahan kerusakan akibat kebakaran dan ledakan:
o Pemisahan rute (jalur) ventilasi
o Evakuasi, proteksi diri, sistemperingatandini, dan penyelamatansecara tim.
Sesungguhnya kebakaran tambang dan ledakan gas tidak akan terjadi jika sistem ventilasi tambang batubara bawah tanah itu cukup baik.

Jumat, 18 Oktober 2019

KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DI LINGKUNGAN KONTRUKSI

KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DI LINGKUNGAN KONTRUKSI

Kevin Raven D.
4IC07



Pengertian dan tujuan kesehatan dan keselamatan kerja
     Menurut Sumakmur (1988) kesehatan kerja adalah spesialisasi dalam ilmu kesehatan/kedokteran beserta prakteknya yang bertujuan, agar pekerja/masyarakat pekerja beserta memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, baik fisik, atau mental, maupun sosial, dengan usaha-usaha preventif dan kuratif, terhadap penyakit-penyakit/gangguan –gangguan kesehatan yang diakibatkan faktor-faktor pekerjaan dan lingkungan kerja, serta terhadap penyakit-penyakit umum.

Keselamatan kerja sama dengan Hygiene Perusahaan:
      Kesehatan kerja memiliki sifat sebagai berikut :
  1. Sasarannya adalah manusia
  2. Bersifat medis.
Tujuan K3
      Tujuan umum dari K3 adalah menciptakan tenaga kerja yang sehat dan produktif.
      Tujuan hyperkes dapat dirinci sebagai berikut (Rachman, 1990) :
  1. Agar tenaga kerja dan setiap orang berada di tempat kerja selalu dalam keadaan sehat dan selamat.
  2. Agar sumber-sumber produksi dapat berjalan secara lancar tanpa adanya hambatan.
Penyebab Dasar
1. Faktor manusia/pribadi, antara lain karena :
    a. kurangnya kemampuan fisik, mental, dan psikologis
    b. kurangny/lemahnya pengetahuan dan ketrampilan/keahlian.
    c. stress
    d. motivasi yang tidak cukup/salah

2. Faktor kerja/lingkungan, antara lain karena :
    a. tidak cukup kepemimpinan dan atau pengawasan
    b. tidak cukup rekayasa (engineering)
    c. tidak cukup pembelian/pengadaan barang
    d. tidak cukup perawatan (maintenance)
    e. tidak cukup alat-alat, perlengkapan dan berang-barang/bahan-bahan.
    f. tidak cukup standard-standard kerja
    g. penyalahgunaan


alat keselaman diri dilingkungan pabrik

  1. Sabuk Keselamatan (safety belt)
         Alat pelindung ini digunakan untuk menghindari terjadinya benturan pada saat berkendara, misalnya mobil, pesawat terbang, alat berat dan lain-lain.


 2. Sepatu Karet (sepatu boot)
     
Berfungsi sebagai alat pengaman saat bekerja di tempat yang becek ataupun berlumpur. Kebanyakan di lapisi dengan metal untuk melindungi kaki dari benda tajam atau berat, benda panas, cairan kimia, dsb.

3. Sarung Tangan (Gloves)
Berfungsi sebagai alat pelindung tangan pada saat bekerja di tempat atau situasi yang dapat mengakibatkan cedera tangan. Bahan dan bentuk sarung tangan di sesuaikan dengan fungsi masing-masing pekerjaan.
4. Masker (Respirator)
Masker dapat berfungsi sebagai pelindung hidung dan penyaring udara yang dihirup saat bekerja di tempat yang memiliki kualitas udara buruk (misal berdebu, beracun, dsb).




5. Tali Pengaman (Safety Harness)
Pada pekerjaan yang berada di ketinggian, sangat memerlukan alat pelindung diri berupa tali pengaman (safety harness). Alat pelindung diri ini digunakan jika bekerja pada ketinggian lebih dari 1.8 meter. Hal ini akan melindungi pekerja agar terhindar dari potensi jatuh dari ketinggian.
7. Sepatu pelindung (safety shoes)

Seperti sepatu biasa, tapi dari bahan kulit dilapisi metal dengan sol dari karet tebal dan kuat. Berfungsi untuk mencegah kecelakaan fatal yang menimpa kaki karena tertimpa benda tajam atau berat, benda panas, cairan kimia, dsb.

8. Kaca Mata Pengaman (Safety Glasses)
Pada pekerjaan pengelasan maupun pekerjaan permesinan perlu menggunakan pelindung mata. Hal ini untuk melindungi mata dari percikan api ataupun serpihan dari besi yang mengalami proses pengerjaan permesinan.

9. Safety Helmet (Helm pelindung kepala)


10. Pelindung wajah
untuk melindungi wajah dari percikan gerinda maupun las pada kontruksi.

11. Jas Hujan
Untuk melindungi dari air pada kegiatan disaat hujan dan lainnya



jenis-jenis kecelakaan yang dapat terjadi di sektor Kontruksi antara lain :


  • Kemungkinan jatuh dari ketinggian
  • Kejatuhan barang dari atas
  • Terinjak
  • Terkena barang yang runtuh, roboh
  • Berkontak dengan suhu panas, suhu dingin, lingkungan yang beradiasi pengion dan non pengion, bising
  • Terjatuh, terguling
  • Terjepit, terlindas
  • Tertabrak
  • Terkena benturan keras
Penanggulangan Resiko Kecelakaan Kerja:

1. Mengerti Kebijakan dan Ketentuan Perusahaan

tips keselamatan kerja di pabrik pertama yang perlu Anda mengerti, baik dalam sektor apa pun yaitu tentang kebijakan dan ketentuan yang telah berlaku dan diputuskan termasuk dalam hal kesehatan dan keselamatan kerja. Mengerti dengan benar dan pastikan apabila Anda memperoleh keterangan secara detail tentang kebijakan dan ketentuan perusahaan itu.

2. Kenali Tempat Kerja Anda

Coba untuk mengetahui tempat kerja Anda, dan menerapkan safety tips di tempat kerja, termasuk sistem produksi dan bagaimana cara yang tepat dalam memakai alat-alat didalam pabrik.

3. Jangan Meremehkan Bahaya

Langkah lainnya cara menjaga keselamatan kerja yang dapat Anda lakukan selama bekerja di pabrik yaitu memahami kalau pastinya akan banyak resiko yang dapat terjadi selama Anda bekerja. Karenanya sangat diharapkan bagi Anda untuk memiliki kewaspadaan yang tinggi. Kecelakaan dalam bekerja terkadang mungkin karena sebab kecerobohan dari para pekerja.

4. Selalu Pakai Peralatan Safety

Untuk menjamin keselamatan kerja selama didalam pabrik, pesan pesan keselamatan dalam bekerja pakai semua peralatan safety yang disiapkan oleh perusahaan Anda. Dari mulai sepatu safety, kacamata, sarung tangan dan helm. Semua peralatan safety ini adalah standar yang perlu dipatuhi oleh setiap karyawan.

5. Ikuti Pelatihan Profesional

Hal lainnya yang dapat Anda lakukan untuk menjaga kesehetan dan keselamatan kerja di pabrik yaitu dengan mengikuti pelatihan secara teratur. Pelatihan-pelatihan seperti ini sebenarnya tidak hanya ditujukan untuk karyawan baru saja, tetapi bisa juga diikuti oleh karyawan-karyawan yang sudah lama bekerja. Biasanya didalam pelatihan itu juga akan dijelaskan dengan detail teori dan komponen praktis yang bisa dipakai untuk membantu pekerjaan didalam pabrik. Pelatihan ini sangat menguntungkan untuk pekerja yang memiliki resiko cukup tinggi.

6. Tugas-tugas Berisiko Memerlukan Perencanaan dan Komunikasi

Ketika Anda sedang merencanakan sebuah tugas, maka Anda tidak hanya memikirkan tentang penyelesaian pekerjaan itu secara efektif, tetapi juga perlu Anda fikirkan mengenai resource lainnya, misalnya seperti penambahan uang dan waktu yang dapat terkait dengan keselamatan kerja.
Dalam memenuhi target waktu dan kwalitas pekerjaan, pastinya Anda tidak bisa mengabaikan keselamatan kerja Anda. Semua resiko pekerjaan yang ada harus Anda pertimbangkan dengan matang. Bagi Anda yang berperan jadi pemimpin, sudah jadi tugas Anda untuk memberi intruksi yang jelas untuk setiap bawahan Anda.

7. Dokumen prosuder keselamatan

cara mengatasi lingkungan kerja yang tidak aman, maka semua anggota tim harus ketahui apa yang perlu dilakukan. Hingga Anda perlu memahami dengan jelas prosedur keselamatan yang ada. Setiap pabrik atau perusahaan pastinya harus menampilkan dengan jelas tempat yang bisa mudah di akses semua keryawan ketika terjadi kecelakaan kerja.
Sekian tips tentang keselamatan kerja di pabrik dan usaha usaha untuk meningkatkan kesehatan kerja. Pastinya setiap karyawan di dalamnya harus menataati setiap prosedur yang telah ditetapkan guna meminimalkan/mengurangi resiko kecelakaan kerja yang mungkin terjadi.





TENTANG K3 DI BIDANG JASA (PELABUHAN)

TENTANG K3 DI BIDANG JASA (PELABUHAN) 1.1       Pengertian K3 Di Bidang Jasa Kesehatan kerja adalah merupakan bagian dari kesehatan m...